Arsip untuk Juni, 2011

تعليم اللغة العربيّة للاطفال
ماذا نقدم للأطفال؟
يهدف أ ب ت إلى تعليم اللغة العربية للأطفال من خلال اللعب والتسلية دون إشعار
الطفل بالعملية التعليمية
ماذا عن المستوى التعليمي للبرنامج؟
المراحل الأولى من البرنامج تهدف إلى تعليم الحروف الأبجدية بأشكالها المختلفة
وطرق تشكيلها، في حين أن المراحل المتقدمة تهدف إلى تعليم أساسيات القراءة
والكتابة، مع القدرة على تكوين الجمل القصيرة.

ماذا عن لعبة البحث عن الكن؟
في كل مرحلة، يجب على الطفل أن يكمل بنجاح مجموعة من الغرف التعليمية المسلية
للوصول إلى الكنز. هناك أكثر من مئتي غرفة تعليمية، تتدرج في صعوبتها ابتداءاً من
الأحرف الأبجدية وانتهاءاً بكتابة الجمل .القصير

ماذا عن دكان الألعاب؟
خلال لعبة البحث عن الكنز، يتمكن الأطفال من جمع النقود من الغرف التعليمية. بهذه
النقود، يستطيع الأطفال شراء الألعاب المختلفة من دكان الألعاب، وقضاء وقت ممتع في
اللعب والمرح بعد الدراسة .
ماذا عن المكتبة؟
حتوي مكتبة أ ب ت على أكثر من خمسين قصة مصورة ومقروءة. القصص مصنفة تحت مستويات
مختلفة لتساعد الطفل على التدرج في

القراءة[1]. جميع القصص تحتوي على شخصية جذابة مختبئة في كل صفحة لتشجع الأطفال على
القراءة والعثور عليه (lebih…)

Sebenarnya semua pasal yang termaktub dalam undang-undang tentang pornografi
sudah tepat dan akurat. Hanya saja kekurangan dari pasal-pasal tersebut bukan
dari segi jenis atau tipe hukuman, melainkan dalam hal pelaksanaan, karena tidak
sedikit perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan peraturan yang tertulis
dalam undang-undang tersebut. Apalagi akhir-akhir ini orang-orang yang melanggar
adalah orang-orang yang sudah tidak asing lagi ditelinag kita, seperti artis,
actor, penyanyi bahkan pejabat pun ikut terlibat dalam kasus semacam ini. Yang
lebih menyedihkan lagi hukuman di Negara kita bias dibeli dengan uang, jadi
tidak mudah menangkap pelaku-pelaku tidak kejahatan tersebut. Karena itu,
sebagai warga Negara yang baik kita harus berusaha semampunya untuk mentaati
peraturan yang dibuat oleh pemerintah serta mencegah terjadinya
perbuatan-perbuatan yang dapat merusak akhlaq dan citra bangsa.hubunganya dengan (lebih…)

Bahasa Ibu dan Bahasa Sang Ibu

Bahasa ibu adalah bahasa petama yang dikuasai atau diperoleh anak. Sedangkan bahasa sang ibu adalah bahasa yang dipakai oleh orang dewasa pada waktu berbicara dengan anak yang sedang dalam proses memperoleh bahasa ibunmya.

Bahasa sang ibu mempunyai ciri-ciri khusus : (a) kalimatnya umumnya pendek-pendek, (b) nada suaranya biasanya tinggi, (c) intonasinya agak berlebihan, (d) laju ujaran agak lambat, (e) banyak redunsi (pengulangan), dan (f) banyak memakai kata sapaan. Namun ciri-ciri tersebut semakin berkurang sesuai dengan perkembangan anak.

Semua orang tidak mengira bahwa bahasa yang dipakai oleh ayah dan bahasa yang dipakai oleh ibu waktu berbicara dengan anak berbeda. Ayah umumnya berbicara lebih pendek, lebih banyak memakai kaimat imperative dan direktif, dan banyak meminta penjelasan dari anak.

Menurut Chomsky bahasa sang ibu “amburadul”. Artinya, bahasa yang kita pakai tidak selamanya apik. Akan tetapi, dari input yang tidak apik ini anak dapat menyaring sistem yang apik, tetapi menurut Gleitman dan Snow bahwa bahasa sang ibu ternyata tidak sejelek seperti yang dinyatakan Chomsky, bahkan banyak baiknya daripada amburadulnya.

  • Peran Hemisfir Kiri dan Hemisfir Kanan

Pandangan lama mengatakan bahwa ihwal kebahasaan itu ditangani oleh hemisfir kiri, dan sampai sekarang pandangan itu masih dianut orang dan banyak pula benarnya. Penelitian Wada (1949) yang memasukkan cairan ke kedua hemisfir menunjukkan bahwa bila hemisfir kiri yang ditidurkan maka terjadilah gangguan wicara.

Dari hasil operasi yang dinamakan hemispherectomy operasi di mana satu hemisfir diambil dalam rangka mencegah epilepsi, terbukti juga bahwa bila hemsfir kiri yang diambil maka kemampuan berbahasa orang itu menurun drastis. Sebaliknya, bila yang diambil hemisfir kanan, orang tersebut masih bisa berbahasa meskipun tidak sempurna. (lebih…)

TEORI BEHAVIORISME

Posted: Juni 7, 2011 in Uncategorized

TEORI BEHAVIORISME

BAB I

PENDAHULUAN

  1. A.     Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar secara efektif dan efisien dengan proses interaksi dalam proses belajar mengajar antara guru dan sisiwa yang lebih ditekankan pada siswa sebagai subyek student control dengan pola kontektual teaching dan learning (CTL)

Dalam proses pembelajaran, diperlukan pengetahuan tentang aspek kejiwaan siswa dimana guru selaku fasilitator seyogyanya mengerti dan lebih lebih memahami kakteristik masing masing siswa

Berangkat dari fenomena diatas lahirlah beberapa teori belajar berdasarkan analisis antara fakta yang satu dengan fakta yang lain yang mana dengan teori tersebut dimaksudkan dapat mewujudkan tujuan suatu pembelajaran yaitu perubahan perilaku

Teori behavioristik merupakan salah satu dari beberapa teori yang menitik beratkan pada perubahan perilaku siswa. Selanjutnya bagaimana aplikasi dan penerapan teori ini akan dipaparkan didalam makalah ini (lebih…)

Sejarah Ibadah haji

Posted: Juni 3, 2011 in Uncategorized

Ibadah haji adalah upacara keagamaan masa lalu, yang dilaksanakan di Arabiyah jauh sebelum Islam. Namun, pada masa jahiliyah, haji adalah ritual ekonomi dan bisnis dengan menghapus symbol-simbol agama tertentu yang penting. Pelemparan batu atau jumrah, lari-lari kecil mengelilingi Ka’bah, lari-lari kecil diantara bukit shofa dan marwah, dan bahkan pengorbanan binatang, semuanya adalah tradisi sebelum Islam. Tetapi semua hal ini telah menjadi tradisi, bukan ibadah. Kesemuaannya hanya secara suram mengenang arti penting Islam yang sesungguhnya. Hanya ketika nabi Muhammad SAW menegakkan kembali hubungan ibadah haji dengan Islam, maka ibadah haji tersebut mendapatkan arti penting religiusnya.

Sebelum tampilnya Muhammad dan selama kegiatan-kegiatannya sampai ia menaklukkan kota kelahirannya, haji menduduki tempat penting dalam kehidupan orang-orang Makkah dan semua suku Arab yang mempunyai suatu hubungan dengan mereka. Dalam hal itu perdagangan lebih menonjol dari pada kebutuhan akan keagamaan. Suku-suku Badui tidak melakukan perjalanan berhari-hari untuk menyelenggarakan pertemuan keagamaan atau mencongklang mengelilingi Ka’bah. Kebutuhan keagamaan mereka cepat terpenuhi dan upacara-upacara. Makkah itu tidak mempunyai sesuatu yang dapat membangkitkan gerak hati itu kecuali, batu sesajen, makanan cuma-cuma dari daging unta dan daging sapi. Perjanjian-perjanjian dibuat, pesta-pesta dirayakan, mungkin juga banyak dosa telah ditebus dengan korban yang dimakan oleh tamu-tamu yang diundang atau oleh orang-orang Makkah yang miskin dan peziarah-peziarah.[1]

Melalui haji dan semua ritualnya, jama’ah haji menegaskan dua hal yang sangat penting. Pertama, mereka memperbaharui perjanjian mereka dengan Allah melalui talbiyah, jawaban atas panggilan Allah sebagai mana mereka semua menangis dalam satu suara, “labbayka Allahumma labbayk, labbayka la syarika laka labbayk.” Mereka juga menghubungkan peristiwa sejarah saat ini dengan sejarah masa nabi, karena melalui haji kita menapaki pengalaman bapak kita, Ibrahim a.s. Setiap aktivitas haji melambangkan aktivitas Nabi Ibrahim. Pengorbanan putranya dilambangkan dengan pengorbanan hewan pada akhir rangkaian haji. Keraguan dan ketidakpastiannya dilambangkan dengan melempar kerikil, sebagai mana ia mengusir setan dan bisikan keraguannya atas ketaatan kepada perintah Allah untuk mengorbankan putranya.

Penderitaan yang ditemui Nabi Ismail dan ibunya Hajar, dilambangkan dengan berlari-lari diantara dua bukit Shafa dan Marwah. Menurut  Al-Qur’an, ketika Ibrahim a.s meninggalkan keluarganya di keheningan ka’bah ia berdoa, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan keturunanku di satu lembah yang gersang di sisi rumah-Mu yang suci. Tuhan kami, agar mereka rezeki berupa buah-buahan agar mereka bersyukur” (14:37). Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa Hajar kemudian berlari mencari air. Dengan panik ia berlari di antara dua bukit untuk mencari air, sementara putranya lemas kehausan. Kemudian Allah memunculkan sumur zam-zam yang memancar, dan keduanya, sang ibu dan anaknya itu selamat.[2]

Ø  Sejarah Thowaf

Nabi Ibrahim dan nabi-nabi yang lebih tua telah melakukan perbuatan bereliling Ka’bah. Bahkan nabi Adam pun sudah melakukan upacara itu.Sedangkan alasan-alasan yang menyebabkan dibangunnya Ka’bah oleh Adam menurut kisah-kisah Ibn Abbas dan Wahb Munabbih isi pokokoknya ialah, bahwa Tuhan merasa kasihan terhadap dia karena kesepiannya dan untuk menghiburnya maka Allah memerintahkan membuat rumah (Ka’bah). Kalau kita lebih lanjut bertanya tentang alaan Adam mengelilingi rumah (Ka’bah) itu, maka para pembuat kisah menunujuk pada para Malaikat yang mengelilingi tahta Tuhan dengan cara yang sama. Adapun pra Malaikat tidak perlu memberi  penjelasan kepada kita tentang arti upacara-upacara mereka.[3]

  • Sejarah Melempar Jumrah

Sadarilah bahwa tujuan melempar jumrah semata-mata karena taat pada perintah Allah dan Rasul-Nya serta hendaknya kita merasionalisasikannya. Kemudian, sadari pula bahwa tujuan dari pelemparan jumrah semata-mata karena meniru apa yang dilakukan Nabi Ibrahim a.s. saat itu iblis menghadangnya di tempat-tempat yang sekarang dijadikan tempat melempar jumrah. Sehingga dengan melempar jumrah ini pelaksanaan  haji kita menyerupai dengan pelaksanaan haji Nabi Ibrahim a.s. Atau menyerupai sikapnya yang selalu patuh menjalankan perintah Allah dimana beliau ketika dihadang oleh iblis disuruhnya agar iblis dilempar dengan batu agar dia menjauh dan agar ambisinya dapat dienyahkan. Oleh karena itu lakukanlah melempar jumrah seolah-olah syetan telah melakukan indakan yang sama kepada kita seperti yang dilakukan iblis kepada Nabi Ibrahim.[4] (lebih…)